Observatorium infra merah luar angkasa Herschel milik European Space
Agency (ESA) telah mendeteksi pergerakan angin yang terdiri dari molekul
gas yang mengalir pergi dari galaksi.
Angin yang sudah dipantau
selama bertahun-tahun ini diduga memiliki kekuatan yang cukup untuk
memusnahkan galaksi yang terdiri dari gas dan menghentikan pembentukan
bintang sejak dini.
Angin yang dideteksi Herschel tersebut sangat
luar biasa. Sebagian bertiup sangat kencang, dengan kecepatan lebih
dari 1.000 kilometer per detik. Angin ini 10 ribu kali lebih cepat
dibandingkan dengan badai yang berhembus di Bumi.
“Ini kali
pertama aliran gas molekular seperti itu bisa diamati dengan jelas dalam
sebuah galaksi,” kata Echard Sturm, peneliti dari Max-Planck Institut,
yang mengetuai penelitian, seperti dikutip dari Daily Galaxy, Rabu 11 Mei 2011.
Temuan
ini, kata Sturm, merupakan hal yang penting karena bintang terbentuk
dari gas molekular. Sementara aliran angin ini mencuri bahan-bahan milik
galaksi yang dibutuhkan untuk membuat bintang baru. “Jika hembusannya
cukup kuat, mereka bahkan bisa menghentikan total pembentukan bintang,”
ucapnya.
“Dengan Herschel, kini kita bisa mempelajari apa pengaruh hembusan angin ini terhadap evolusi galaksi,” sebut Sturm.
Dari
penelitian, disimpulkan bahwa hingga 1.200 kali lipat massa Matahari
kita hilang setiap tahunnya akibat hembusan angin dahsyat tersebut.
Jumlah itu sama dengan terkurasnya persediaan gas milik galaksi untuk
membentuk bintang antara satu sampai 100 juta tahun ke depan. Padahal,
gangguan terhadap pembentukan bintang memiliki efek buruk pada galaksi
tersebut.
Angin ini sendiri bisa jadi disebabkan oleh pengeluaran
partikel dan cahaya yang sangat intens dari sebuah bintang baru atau
bisa juga oleh gelombang kejut yang berasal dari ledakan bintang tua.
Alternatif lain, angin bisa dipicu oleh radiasi yang diakibatkan oleh
zat-zat yang berputar kencang di sekitar lubang hitam, di tengah-tengah
galaksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar